Bali Promotion Center

Bali Promotion Center
Bali Promotion Center Media Promosi Online

March 31, 2011

Happy 407 th. anniversary to Buleleng regency






The Buleleng regency stretches across almost the whole of the Northen part of Bali. The area generally consists of steep mountain slopes plunging down into a narrow coastal plain.

Buleleng is a regency (kabupaten) of Bali, Indonesia. It has an area of 1,365.88 km2 and population of 577,644 (1999). Its regency seat is Singaraja.
Buleleng was founded as a kingdom by Gusti Panji Sakti, who ruled c. 1660-c. 1700. He is commemorated as a heroic ancestor-figure who expanded the power of Buleleng to Blambangan on East Java.[1] The kingdom was weakened during his successors, and fell under the suzerainty of the neighbouring Karangasem kingdom in the second half of the 18th century. It was headed by an autonomous branch of the Karangasem Dynasty in 1806-1849. The Dutch colonial power attacked Buleleng in 1846, 1848 and 1849, and defeated it on the last occasion.[2] Buleleng was incorporated in the Dutch colonial system and lost its autonomy in 1882. In 1929 a descendant of Gusti Panji Sakti, the renowned scholar Gusti Putu Jelantik, was appointed regent by the Dutch. He died during the Japanese occupation of Indonesia. His son and successor was the well-known novelist Anak Agung Nyoman Panji Tisna (r. 1944-1948). In 1949-50 Buleleng, like the rest of Bali, was incorporated in the unitary republic of Indonesia.



Buleleng Regency


Matahari Beach Resort
Jalan Raya Seririt - Gilimanuk
Desa Pemuteran, Kec. Gerokgak
Buleleng 81155, Bali Indonesia
Tlp 62 362 92312
Fax: 62 362 92313
Email: info@matahari-beach-resort.com
Website: www.matahari-beach-resort.com
Sunari Hill
Jl. Raya Lovina, Desa Kalibukbuk
Tlp. (0362) 41775
Fax. (0362) 41659
Mimpi Resort Menjangan
Jl Raya Seririt-Gilimanuk
Po. Box. 81155, Singaraja
Tlp. (0362) 94497
Fax. ( 0362) 94498

Aneka Lovina
Jl. Raya Lovina, Kalibukbuk
Tlp. (0362) 41121
Fax. (0362) 41827
Pantai Bali Lovina
Jl. Raya Lovina, Singaraja
Tlp. (0362) 41285
Fax. (0362) 41478
Menjangan Jungle Beach Resort
Jl. Raya Singaraja-Gilimanuk Km. 17
Tlp. (0362) 94699
Fax. (0362) 94698

Melka Excelsior Hotel
Ds. Banyualit Lovina
Tlp. (0362) 41552
Fax. (0362) 41543
Puri Indah Bali Hotel
Ds. Pancasari, Sukasada, Sgr.
Tlp. (0362) 27514
Fax. (0362) 24354
Bali Taman Resort
Jl. Raya Lovina Ds. Tukad Mungga
Tlp. (0362) 41162
Fax. (0362) 24354

Alam Indah Beach Bungalow
Dsn. Gretek, Sambirenteng
Tejakula
Tlp. (0361) 774399
Bali Lovina Beach Cottages
Jl. Pantai Lovina
Tlp. (0362) 41285
Fax. (0362) 41478
Puri Lumbung Cottages
Jl. Raya Lovina, Ds. Kalibukbuk
Tlp. (0362) 92514
Fax. (0362) 92514

Source wikipedia.org

Singaraja City was hit by waterspout

It was just one day prior to the 407 anniversary of Singaraja, this city was struck by waterspout. It damaged tens of  houses in its coastline. The worst condition seemingly hit Tambak Sari , at Kampung Baru District, Buleleng. The Waterspout struck the northern side of Singaraja city last Tuesday (29/3) in the afternoon which it began with a heavy rain. Some people saw the whirlwind from the beach which brought water from the western side to the eastern, then the wind went on to the northern and then  it vanished  around Buleleng former Harbor .
“My house got crashed by the wind. The wind was spinning around in the middle of the ocean near former Buleleng harbor. At first it was small but it was getting bigger then crashing people’s houses,” said Ketut Redita, a villager of Tambaksari, Kampung Baru district. The other witness reportedly  also saw the whirlwind with others on the edge of the beach. He watched the small whirl getting bigger. “The wind seemed to  search for  us. We stood there as the whirl was  passing by . As I was riding my motor cycle,  I felt the wind stalking. But on the road the wind went southwards ,” Ani said, a villager of Tamansari. The waterspout really made Singaraja people panic. Most of them especially people living near the beach hurriedly packed up their belongings for an evacuation. Fortunately  there was no casualty nor death
News by Berita Bali

Sehari menjelang perayaan HUT ke-407 Kota Singaraja, 30 Maret 2011 ini, ibukota Buleleng diterjang bencana puting beliung. Belasan rumah perkampungan nelayan di Lingkungan Tambak Sari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng porakporanda oleh angin berpusar, Selasa (29/3) petang pukul 18.28 Wita. Akibatnya, 17 kepala keluarga (KK) beranggotakan 98 jiwa terpaksa diungsikan ke wantilan .

Bencana puting beliung kemarin petang menerjang sebagian Kota Singaraja, dengan kerusakan terparah terjadi di kawasan Pantai Kelurahan Kampung Baru. Amuk bencana muncul sesaat setelah krama setempat, terutama umat Hindu, baru usai sembahyang Tri Sandya. Untungnya, tidak ada korban nyawa maupun terluka dalam bencana ini.

Kendati demikian, sedikitnya 17 rumah penduduk di Lingkungan Tambak Sari, Kelurahan Kampung Baru, yang porakporanda diterjang angin berpusar. Pantauan di lokasi kejadian, tadi malam, rumah-rumah warga yang sebagian besar bekerja semabai nelayan itu rata-rata remuk di bagian atap.

Selain menghancurkan belasan rumah penduduk, bencana puting beliung juga merusak tiga jukung milik nelayan setempat yang sandar di pantai. Bahkan, aliran listrik sempat padam hampir 2 jam. Barulah tadi malam sekitar pukul 20.00 Wita, listrik menyala lagi di lokasi bencana, setelah petugas PLN turun memperbaiki instalasi yang rusak.

Terjangan puting beliung di Lingkungan Tambak Sari bukan hanya terjadi kemarin petang pukul 18.28 Wita. Sore harinya kemarin, juga sempat terjadi angin berpusar yang muncul dari arah barat laut. Menurut kesaksian I Wayan Sura, 60, seorang warga setempat, puting beliung pertama muncul sekitar pukul 16.15 Wita. Setelah sempat reda, selang 2 jam kemudian malah kembali muncul angin berpusar dengan kekuatan lebih besar. Puting beliung yang terjadi petang pukul 18.30 Wita inilah yang meluluhlantakkan rumah-rumah warga. “Gulungan angin cukup besar. Sempat terputus bagian atasnya, tapi kembali muncul dan bergerak sangat cepat, hingga langsung menghantam belasan rumah di sini,” tutur Wayan Sura. Menyusul terjangan puting beliung kedua dengan kekuatan lebih besar ini, warga di Lingkungan Tambak Sari pun panik. Mereka berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, sehingga tak sampai ada korban terluka. Salah seorang warga yang rumahnya remuk, I Made Arka, 39, mengaku dirinya sedang duduk di depan rumah saat bencana menerjang.

“Saya kaget karena saat menoleh ke arah barat, terlihat ada gulungan angin sangat besar dan cemat menuju ke pantai (arah utara). Saya langsung perintahkan istri dan anak untuk lari menyelamatkan diri. Demikian juga warga tetangga lainnya, semua berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” jelas Made Arka. Hingga tadi malam, tercatat sedikitnya 17 KK yang rumahnya remuk, sehingga tak ada lagi tempat untuk berteduh. Dari 17 KK ini terdiri dari total 98 jiwa, di mana tiap KK yang korban bencana beranggotakan kisaran 2-7 anggota keluarga. Para korban bencana yang mencapai hampir 100 jiwa ini tadi malam langsung diungsikan ke Wantilan Kampung Baru, yang selamat dari ambuk puting beliung. “Untuk sementara, warga yang rumahnya rusak kami ungsikan di wantilan, sesuai dengan perintah Pak Camat dan Pak Lurah,” ungkap Kepala Lingkungan Tambak Sari, I Putu Wijana.

Para korban bencana di pengungsian ini semalam langsung mendapat jatah nasi bungkus. Bahkan, Putu Wijana sendiri ikut membagi-bagikan nasi bungkus bersama jajarannya.

Camat Buleleng, Made Suyasa, dan Lurah Kampung Baru I Gusti Ketut Astawa tadi malam juga turun ke lokasi bencana. Kedua pejabat ini tampak sibuk mendata kerusakan akibat puting beling. “Ibu-ibu untuk sementara di sini dulu mengungsi. Kalau belum makan, bilang ya, nanti akan kita datangkan lagi nasi bungkus,” pinta Camat Made Suyasa kepada ibu-ibu di pengungsian yang kelihatan pucat dan trauma akibat bencana puting beliung tadi malam.

Dari pantauan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ketut Asta Semadi, dan Kepala Dinas Sosial Buleleng I Made Sukawirya semalam juga terjun ke lokasi bencana. Mereka turun bersama sejumlah stafnya untuk mendata warga yang terkena musibah.

Bahkan, Danramil Kota Singaraja Kapten Inf Suyono bersama beberapa anak buahnya juga turun ke lokasi bencana, seraya sibuk menenangkan warga setempat yang masih trauma. “Tenang Bu, semuanya sudah ditangani. Ibu yang sabar ya,” ujar Kapten Inf Suyono kepada salah seorang ibu muda yang kelihatan masih ketakutan pasca bencana.

Sementara itu, warga sekitar yang rumahnya selamat dari amuk bencana puting beliung, ikut turun tangan memberikan bantuan kepada para korban. Hingga tadi malam pukul 21.00 Wita, sejumlah warga yang tidak terkena musibah terlihat sibuk membawa dipan ke wantilan untuk digunakan para pengungsi. “Kasihan mereka (korban puting beliung) harus tidur di lantai wantilan, meskipun masih beralaskan terpal. Dengan bale ini (dipan), mereka bisa tidur, terutama anak-anak,” jelas beberapa warga sambil ramai-ramai mengangkat dipan ukuran besar ke wantilan.

Sedangkan warga lainnya terlihat sibuk memasang terpal untuk dinding bagi para pengungsi di wantilan. Maklum, lokasi pengusian berhadapan langsung dengan pantai, yang tiupan anginnya cukup kenvang. “Biar mereka tidak kedinginan, karena ini kan ruang terbuka,” kata seorang warga.

Di sisi lain, rumah-rumah warga yang porakporanda akibat terjangan puting beliung tadi malam telah dipasangi police line. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petugas kepolisian melakukan penyelidikan.

Ini untuk kesekian kalinya kawasan Buleleng diterjang bencana puting beliung sejak dua tahun belakangan. Bencana terakhir sebelumnya terjadi di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, 15 Desember 2010 dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Akibatnya, sejumlah rumah penduduk setempat mengalami kerusakan, termasuk rumah keluarga I Made Sunardita, 26, di Dusun Insakan, Desa Pedawa. Sebelumnya, 5 Januari 2010 sore sekitar pukul 16.00 Wita, bencana puting beliung bahkan mengambuk di tiga desa di wilayah Kecamatan Sukasada, Buleleng, yakni Desa Tegallinggah, Desa Panji, dan Desa Sambangan. Amuk puting beliung di tiga desa itu bukan hanya menghancurkan rumah-rumah penduduk, tapi ada sebuah Pura Keluarga (Merajan) di Desa Panji yang remuk.

Merajan yang remuk kala itu adalah milik Dadia Bendesa Manik Mas, di Desa Panji. Sedangkan dalam bencana puting beliung di Desa Tegallinggah saat itu, dilaporkan setidaknya 28 unit rumah porakporanda. Dari jumlah itu, 6 rumah di antaranya rusak parah, karena seluruh atapnya diterbangkan angin berputar. Kerusakan terbanyak terjadi di Dusun Munduk Kunci, Desa Tegallinggah.

sumber : nusabali

 Selamat HUT 407 Singaraja

Kamis, 31 Maret 2011 .

Ditulis oleh tim kominfo news     

Maribeth Gandeng Gde Ariadi Naik Panggung
Pesta kembang api menjadi tontonan yang spektakuler pada malam peringatan Hut Kota Singaraja ke 407 di Taman Kota Singaraja pada hari Rabu malam (30/3). Sebelum menekan tombol kembang api, Bupati Buleleng Drs. Putu Bagiada MM  dihadapan ribuan penonton yang memadati Taman Kota, mengajak masyarakat untuk meneladani sikap dan nilai yang dipancang oleh pendiri kota Singaraja I Gusti Anglurah Panji Sakti. Melalui keteladanan sikap “menyambe braye “ diharapkan kebersamaan warga dalam membangun Buleleng terus tumbuh dengan kuat. Kemudian , Bupati disaksikan Wakil Bupati Drs. Made Arga Pynatih MS serta Muspida melakukan penekanan tombol kembang api yang mengakibatkan kembang api meluncur membentuk tulisan Hut Kota Singaraja ke 407 lalu disambung dengan kembang-kembang api lainnya yang menghiasi langit susul menyusul. Langit di atas taman kota pun bertabur kembang api aneka warna. Tontonan yang menarik ini mendapat tepuk tangan yang riuh, serta diabadikan melalui kamera ponsel oleh sejumlah orang. 

Gubenur Nilai Pemkab. Buleleng Berhasil
Sikap teladan yang ditancapkan oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti sebagai pendiri Singaraja pada empat ratus tujuh tahun lalu diharapkan dapat diteladani oleh masyarakat Buleleng. Hal ini disampaikan oleh Bupati Buleleng Drs.Putu Bagiada MM usai memimpin upacara peringatan HUT Kota Singaraja ke 407 di Taman Kota Singaraja (30/3). Sikap yang mesti diteladani dimaksud adalah sikap “menyame braya” dan semangat menjaga kebersamaan dalam membangun Buleleng.

No comments: